Search

Sunday, October 1, 2017

PASAR DALAM SISTEM PEREKONOMIAN

PASAR DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
1.Pasar Barang
2.Pasar Tenaga Kerja
3.Pasar Uang
4.Pasar Luar Negeri.


PASAR BARANG


Pasar Barang: Di pasar barang, permintaan total masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa bertemu dengan seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi ( dan di tawarkan) oleh seluruh produsen yang ada di masyarakat dalam suatu periode


PANDANGAN KLASIK TENTANG PASAR BARANG

•Menurut kaum Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih( clearing market)atau pasar dalam kondisi ekuilibrium.

•Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum Klasik bahwa di dunia nyata ini :

  1. Berlaku hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates its own demand”), dan
  2. Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bisa dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.


PASAR TENAGA KERJA

•Pasar Tenaga Kerja :Di pasar tenaga kerja, permintaan (kebutuhan) total akan tenaga kerja dari sektor swasta dan pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia pada waktu itu. Pertemuan permintaan dan penawaran tenaga kerja tersebut akan menentukan harga tenaga kerja/ UPAH TENAGA KERJA



PASAR UANG

  • Pasar Uang : Di pasar uang, permintaan (atau kebutuhan) masyarakat akan uang (kartal dan giral) bertemu dengan jumlah uang (kartal dan giral) yang beredar. Pertemuan antara permintaan dan penawaran uang akan menentukan harga uang, yang tidak lain adalah tingkat bunga
  • Uang dapat terdiri dari uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang kertas dan logam yang dikeluarkan oleh pemerintah. Uang giral adalah deposito yang dapat diuangkan setiap waktu, biasanya dalam bentuk cek.
  • Kaum Klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup terkenal, yaitu “teori kuantitas”. Teori kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksitukar-menukar ( misal : jual-beli barang dan jasa), bukan untuk tujuan lain.



PASAR LUAR NEGERI

  • Pasar Luar Negeri: Di pasar luar negeri, permintaan dunia akan barang-barang ekspor dalam negeri bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut yang dapat disediakan oleh para eksportir. Sebaliknya, permintaan barang-barang impor untuk dalam negeri bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut yang dapat ditawarkan pihak luar negeri.
  • Pertemuan antara permintaan barang-barang ekspor dan penawaran barang-barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor. Harga rata-rata ekspor dikalikan dengan volume ekspor memberikan penerimaan devisadari ekspor. Pertemuan antara permintaan impor dan penawaran barang-barang tersebut dari luar negeri menentukan harga rata-rata impor. Harga rata-rata impor dikalikan dengan volume impor memberikanpengeluaran devisauntuk impor. Penerimaan devisa dikurangi pengeluaran devisa tersebut disebut neraca perdagangan . Harga rata-rata ekspor dibagi dengan harga rata-rata impor disebut “dasar penukaran luar negeri”( terms of trade).



PANDANGAN KLASIK TENTANG PASAR LUAR NEGERI

  • Di pasar luar negeri, kaum klasik juga menganut pandangan bahwa dunia dapat secara otomatis mengoreksi ketidakseimbangan.
  • Implikasi dari pandangan ini adalah bahwa suatu perekonomian nasional tidak perlu merepotkan diri untuk menyeimbangkan neraca perdagangan mereka dengan kebijakan-kebijakan khusus, asal saja pemerintah mau memakai salah satu dari sistem pembayaran luar negeri di bawah ini :

  1. Sistem standar emas : yaitu sistem di mana uang dalam negeri ( misalnya rupiah) dijamin penuh dengan emas. Artinya setiap satuan uang tersebut ( misalnya, satu rupiah) selalu bisa ditukar dengan emas murni seberat x gram di Bank Sentral.
  2. Standar kertas dan Kurs devisa yang fleksibel: yaitu sistem keuangan dalam negeri dapat menggunakan “standar kertas” atau menggunakan uang kertas yang tidak dijamin dengan emas, dan harus menganut sistem kurs devisa “mengambang”.