Search

Friday, January 29, 2010

SBY Akan Bentuk Komite Ekonomi Nasional


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membentuk komite ekonomi nasional yang nantinya bertugas mendampingi pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.

Hal tersebut dilihatnya karena dalam melakukan stabilisasi harga pangan khususnya untuk minyak goreng, Indonesia dihadapkan pada langkah agar negara tidak terkena krisis. Inilah yang nantinya akan dijadikan pelajaran.

"Dalam waktu dekat saya akan menbentuk komite ekonomi nasional untuk mendampingi pemerintah. Karena bukan hanya dalam kondisi krisis saja kita harus bermitra, tapi dalam kondisi normal juga dalam rangka membangun kemitraan untuk membangun negara, agar respons kita cepat," ungkap SBY, saat membuka seminar pangan nasional pasok dunia "Feed The World" di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (29/1/2010).

Komite ekonomi nasional ini akan dibentuk dan disahkan dalam waktu dekat, di mana di antaranya akan diisi oleh jajaran dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

"Dalam pikiran saya, salah satu isu kritis di global adalah masalah di pangan, energi, dan air yang dikaitkan dengan iklim. Itu bisa menjadi sumber konflik, masalah kita cegah. Setiap bangsa ikut berkontribusi," katanya.

Dia menuturkan bila saat ini penduduk global sebanyak 6,7 miliar, di mana pada 2050 bisa mencapai sembilan miliar. Hal ini menjadi masalah tersendiri karena bumi tidak berubah, namun manusianya semakin bertambah.

"Saya prihatin, catatan saya pada 2004-2007, masih ada penduduk dunia yang tidak bisa tidur nyenyak karena lapar, karena kemiskinan yang ekstrim. Saya dengar sekarang jumlahnya ada 900 juta," tegasnya.

Maka dari itu, dia berharap bila penduduk dunia bisa bersatu untuk mengatasi masalah kelaparan dengan merevitalisasi gelombang pertama yang terdiri dari pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Lantas, dalam lima tahun mendatang dilanjutkan dengan revitalisasi gelombang dua, yakni meningkatkan swasembada, ketahanan dan suistanable, di mana Indonesia bisa menjadi cadangan dan pemasok.

"Juga hanya berorientasi pada pasar global saja, tapi fokus juga pada domestik market. Agar pangan cukup di negeri ini, agar harganya terjangkau. Kita juga harus semangat pasok global, tapi domestik kurang. Pengelihatan saya, harus sama antara domestik dan internasional. Domestic as well as international dari rencana yang sudah bagus," pungkasnya.


Sumber: Okezone

No comments:

Post a Comment